SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI SITUS LPP RRI SENDAWAR KUTAI BARAT SAATNYA ANDA DENGAR DAN BICARA LEWAT RRI

RRI SENDAWAR TERKINI

Selasa, 02 September 2014

Inflasi di Kubar belum rilis, BPS pakai patokan Propinsi



Tingkat Inflasi IHK Agustus 2014

RRI Sdw Kubar. Penghitungan Indeks Harga Konsumen (Inflasi) di Kabupaten Kutai Barat hingga saat ini belum di lakukan penghitungan secara khusus dan masih mengacu pada nilai Inflasi di Provinsi Kalimantan Timur. Demikian di ungkapkan Kepala Bagian Tata Usaha pada Badan Pusat Statistik Kutai Barat Slamet Romlan kepada RRI di Sendawar.
Menurutnya untuk melakukan pendekatan Regional Penghitungan Inflasi di daerah tersebut di lakukan dengan kota terdekat yang juga tempat suplay barang terbanyak masuk ke Kutai Barat. Dimana sebagian besar kebutuhan masyarakat Kubar selama ini masih disuplay dari Ibukota Propinsi Kaltim Samarinda. Sehingga dalam menentukan tingkat inflasi BPS juga mengambil patokan dari penghitungan kondisi inflasi di Samarinda. Meski dinilai sangat penting, perhitungan inflasi untuk Kabupaten Kutai Barat belum bisa dilakukan karena keterbatasan anggaran. 
“ Ini memang sangat penting namun pengagaran APBN untuk asumsi makro inflasi tahun ini terbatas. Hanya untuk 3 kota yaitu Tarakan Balikpapan dan Samarinda. Sementara survey inflasi untuk tingkat region kabupaten kota itu diserahkan ke BPS Kabupaten kota dengan dibantu pemda. Tapi survey ini cukup rumit sehingga dengan keterbatasan dana ini kita terpaksa hanya bisa memperkirakan berdasarkan inflasi yang lebih tinggi dari propinsi kaltim atau wilayah yang yang lebih dekat dimana barang yang lebih banyak masuk ke kutai barat’’ Jelas Slamet.
Sesuai data yang di himpun BPS Kutai Barat melalui perkembangan Indeks Harga Konsumsi di Kalimantan Timur pada bulan Agustus mengalami inflasi sebesar 0,29 persen atau terjadi Perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,41 pada bulan Juli 2014 menjadi 115,75 bulan Agustus 2014. Dengan demikian sampai bulan Agustus 2014 tingkat inflasi naik  3,40 persen dan inflasi Year on Year sebesar 3,71 Persen. 

( Laporan Reporter Mikael Carolus )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar